Kiprah Bank Indonesia dalam Mewujudkan Masyarakat Cerdas Menggunakan Pembayaran Digital: Analisis Pemanfaatan QRIS
Ahmad Kafrawi Mahmud
email: ahmad.kafrawi@uin-alauddin.ac.id
Hingga saat ini Bank Indonesia terus melakukan berbagai langkah strategis dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah terobosan diperkenalkannya alat pembayaran yang disebut QRIS. QRIS merupakan singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, sebuah produk yang diluncurkan untuk memudahkan transaksi, hasil kerjasama Bank Indonesia dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Produk ini telah banyak penggunanya di Indonesia dan mancanegara seperti Singapura (integrasi QRIS dengan sistem pembayaran Singapura sejak 17 November 2023), Malaysia (kerjasama sejak 08 Mei 2023) dan Thailand (diluncurkan sejak 29 Agustus 2022).
Berdasarkan data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), sepanjang tahun 2020 volume transaksi menggunakan QRIS sebanyak 124,11 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 8,21 triliun. Tahun 2021 volume transaksi QRIS menjadi sebanyak 374,69 juta, dengan nilai transaksi sebesar Rp 27,63 triliun. Tahun 2022 volume transaksi QRIS lompat menjadi sebanyak 1 miliar, dengan nilai transaksi sebesar Rp 99,98 triliun. Tahun 2023 volume transaksi menggunakan QRIS menjadi sebanyak 2,14 miliar, dengan nilai transaksi sebesar Rp 226 triliun. Tahun 2024 volume transaksi menggunakan QRIS terus naik menjadi sebanyak 6,24 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 659,93 triliun.
Peningkatan penggunaan QRIS merupakan keberhasilan mewujudkan sistem pembayaran digital yang sangat memudahkan. Beberapa poin penting yang bisa dicatat misalnya:
- Pertama, dengan memanfaatkan QRIS, transaksi bisa terlaksana tanpa terlebih dulu masuk ke sistem perbankan.
- Kedua, memanfaatkan QRIS dapat memotong biaya transaksi. Jika dulu transaksi digital membutuhkan alat bantu semisal EDC (Electronic Data Capture), maka dengan QRIS hanya dibutuhkan jaringan internet, smartphone, dan QR code.
- Ketiga, QRIS mampu menawarkan fitur pencatatan transaksi yang jelas. Dengan teknologi yang semakin canggih, berbagai catatan transaksi menjadi lebih transparan dan mudah dilacak.
- Keempat, transaksi menggunakan QRIS dapat lebih detail. Para pengguna tidak perlu repot menghitung uang, menyediakan kembalian, dan sebagainya, karena pembayaran langsung tercatat hingga nominal terkecil sekalipun.
- Kelima, mendorong pelaku usaha mengembangkan bisnisnya. Dengan memanfaatkannya, arus kas dapat terlacak jelas, sehingga optimalisasi laba bisa terukur.
- Keenam, QRIS dapat mempercepat program inklusi keuangan di masyarakat. Inklusi keuangan diartikan sebagai keadaan yang memungkinkan semua orang bisa mengakses berbagai layanan keuangan dengan mudah, aman, dan murah.
- Ketujuh, menghambat penyebaran uang palsu. BI menyatakan bahwa peredaran uang palsu semakin menurun saat ini: dari 1 juta uang beredar hanya 4 lembar yang palsu. Uang palsu sangat meresahkan masyarakat. Dengan memanfaatkan QRIS, masyarakat dapat terhindar dari masalah tersebut.
Ketujuh faktor di atas merupakan sebagian alasan yang menyebabkan kenapa QRIS mudah diterima masyarakat Indonesia dan negara-negara lainnya. Tentu masih banyak alasan lain yang belum diungkap. Bank Indonesia telah berhasil mentransformasikan transaksi masyarakat menjadi lebih modern.
Namun demikian, bukan berarti semua orang senang menggunakan QRIS. Infrastruktur yang belum lengkap menjadi alasan tidak menggunakan QRIS. Amat disayangkan, kendati kualitas internet di Indonesia bagus, tetapi belum merata ke seluruh penjuru Nusantara apalagi ke daerah pelosok. Hal ini menyebabkan masyarakat terpaksa tidak bisa memanfaatkan QRIS. Mereka bukan tidak mau, tetapi tidak bisa karena tidak ada jaringan internet di daerahnya. Misalnya warga di daerah 3T: tertinggal, terdepan dan terluar, sangat terbatas infrastruktur di sana.
Di sisi lain, seringkali penolakan QRIS disebabkan kurangnya kepercayaan karena adanya kasus penipuan yang marak terjadi. Pemalsuan QRIS sering kali berbentuk kode QR yang keliru. Orang tak bertanggung jawab sengaja menempatkan kode QR yang berbeda, agar uang mengalir masuk ke rekening yang salah. Kabar dan berita negatif QRIS mesti direspon cepat oleh para pemangku kepentingan (stakeholders), untuk segera dituntaskan dan jaminan kepastian bahwa QRIS aman dari kebocoran data pengguna.
Bagi sebagian orang, memegang uang secara fisik ketika bertransaksi memunculkan kebahagiaan. Ada semacam getaran listrik yang mengalir di tangan saat kulit bersentuhan dengan uang, dan ini mendatangkan kesenangan. Sementara ketika mengeluarkan uang, muncul rasa sedih dan gelisah melepas uang. Di lingkungan orang-orang dengan kebiasaan seperti mereka, QRIS tidak diminati.
***
Mungkinkah QRIS bisa sejajar dengan sistem pembayaran internasional seperti Paypal?
Menjawab pertanyaan di atas membutuhkan elaborasi lebih dalam. QRIS penggunaanya baru terbatas di ASEAN. Tapi QRIS bakal mulai bisa digunakan di Asia Timur seperti Cina dan Jepang mulai Agustus 2025. Beberapa platform pembayaran sudah menggunakan escrow, menyediakan faktur internasional serta melakukan integrasi e-commerce. Hal-hal semacam ini pun sudah dipenuhi QRIS. QRIS sangat kuat di Indonesia dan negara-negara ASEAN. Sedangkan Paypal, sudah kuat di banyak negara karena sistem yang bagus sudah terjalin sejak lama. Maka untuk meningkatkan status QRIS, dukungan lintas negara yang memudahkan pemanfaatannya mesti diperluas.
Dalam hal pangsa pasar pengguna, QRIS lebih banyak menyasar pelaku usaha UMKM dan jasa ritel. Sedangkan Paypal sudah banyak digunakan semua kalangan. QRIS sebenarnya bisa menyamai Paypal dalam hal pengamanan dan konversi mata uang dunia yang lebih kompetitif. Begitu juga promosi dan strategi branding agar penggunaan QRIS dapat diterima masyarakat yang lebih luas. QRIS bisa membawa penggunanya lebih dari sekedar transaksi, melainkan pengalaman pembayaran bisnis yang sangat mudah
QRIS bisa semakin populer karena minat yang tinggi dari masyarakat dunia dalam memanfaatkan pembayaran cashless. Dukungan negara terhadap sistem digital pun sangat serius. Kerjasama Pemerintah berbagai negara ASEAN sangat memudahkan diterimanya QRIS. Terlebih lagi, Bank Indonesia memiliki Kerjasama dengan otoritas moneter dan bank sentral di negara lain. Hal ini menjadikan QRIS mudah diterima dan semakin banyak yang menggunakan. Ke depan, kita berharap QRIS semakin ditingkatkan pelayanannya, sehingga jargon UNGGUL (Universal, Gampang, Untung dan Langsung) pada produk QRIS, benar-benar mendunia.
Daftar Pustaka
Alfatih, B. R. (2025). Penggunaan QRIS Terus Meningkat, Nominal Transaksi Capai Rp 659 Triliun. Artikel diakses pada 03 Juni 2025 dari https://data.goodstats.id/statistic/penggunaan-qris-terus-meningkat-nominal-transaksi-capai-rp659-triliun-cc2r8
Jaringanprima.com (2025). Mengenal QRIS Antarnegara! Apa itu? Di Mana saja? Bagaimana Pakainya? Data diakses pada 03 Juni 2025 dari https://www.jaringanprima.co.id/id/mengenal-qris-antarnegara-apa-itu-di-mana-saja-bagaimana-pakainya.
Rachmalia, M. (2025). Mulai 17 Agustus 2025 Belanja di China dan Jepang Bisa Pakai QRIS. Data diakses pada 03 Juni 2025 dari https://www.detik.com/jatim/bisnis/d-7931682/mulai-17-agustus-2025-belanja-di-china-dan-jepang-bisa-pakai-qris
Satria K., G. (2025). Jaringan Internet di Indonesia: Maju, Tapi Belum Merata. Data diakses pada 20 Mei 2025 dari https://www.rri.co.id/banjarmasin/iptek/1424381/jaringan-internet-di-indonesia-maju-tapi-belum-merata
Septiani, A. (2025). QRIS Dinanti di Luar Negeri, Dikeluhkan Sebagian Kalangan di Negeri Sendiri. Data diakses pada 03 juni 2025 dari https://kbr.id/berita/Berita/qris-dinanti-di-luar-negeri-dikeluhkan-sebagian-kalangan-di-negeri-sendiri
Tempo.co (2025). Bank Indonesia Klaim Tren Peredaran Uang Palsu di Indonesia Menurun. Data diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.tempo.co/ekonomi/bank-indonesia-klaim-tren-peredaran-uang-palsu-di-indonesia-menurun-1225184